Senin, 19 Oktober 2015

TEORI BAHASA MENURUT LEONARD BLOOMFIELD



TEORI BAHASA LEONARD BLOOMFIELD

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Teori-Teori Kebahasaan

Dosen Pengampu: Prof. DR. Matsna, M.A


FERKI AHMAD MARLION


Magister Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
2015




A.    PENDAHULUAN
Nama Leonard Bloomfield (1877-1949) sangat terkenal karena bukunya yang berjudul language (terbit pertama kali tahun 1933), dan selalu dikaitkan dengan aliran struktural Amerika. Istilah Strukturalis sebenarnya dapat dikenakan kepada semua aliran linguistik, sebab semua aliran linguistik pasti berusaha menjelaskan seluk beluk bahasa berdasarkan strukturnya. Namun, nama strukturalisme lebih dikenal dan menyatu kepada nama aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan kawan-kawannya di Amerika. Aliran ini berkembang pesat di Amerika pada tahun tiga puluhan sampai akhir tahun lima puluhan. Suatu hal yang menarik dari ciri aliran strukturalisme Amerika ini adalah cara kerja yang sangat menekan pentingnya data objektif untuk menerima suatu bahasa.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai:
1.      Siapakah Leonard Bloomfield
2.      Bagaimana teori bahasa menurut Bloomfield?
3.      Apa ciri-ciri aliran teori Bloomfield?
4.      Siapa saja tokoh aliran teori Bloomfield?














B.     PEMBAHASAN
1.      Profil dan Teori Bahasa Leonard Bloomfield
Leonard Bloomfield lahir pada tanggal 1 April 1887 di Chicago. Dia lulus dari Harvard College pada usia 19 dan melanjutkan pascasarjana selama 2 tahun di University of Wisconsin, dimana ia juga mengajar di Jerman. Bloomfield menerima gelar doctor dari University of Chicago pada tahun 1909.[1]
Leonard Bloomfield (1887 – 1949) merupakan salah seorang ahli linguistik struktural yang terkenal di Amerika Serikat. Pengaruhnya sangat kuat dan masih terasa sampai kini. Karyanya meliputi bahasa-bahasa India, Bahasa Tagalog, Linguistik Umum dan Kesusastraan. Bukunya yang paling berpengaruh adalah Language (1933).  Banyak murid dan pengikutnya. Beberapa karyanya dikumpulkan oleh C.F. Hockett dalam A. Leonard Bloomfield Anthology. Dalam pengkajian bahasa, Bloomfiled menggunakan konsep Ferdinand de Saussure sebagai asas pengkajian, yaitu dalam struktur bahasa.
Selain menjadi seorang ahli linguistik, Bloomfield juga terkenal dengan teori behaviorisme yang percaya bahwa proses bahasa ini berpuncak dari proses peniruan atau mimetic. Setiap perkataan yang dilafalkan pasti mempunyai struktur. Sebagai contoh, sekiranya seseorang individu itu menyebut rumah, strukturnya mesti rumah, bukan hamur atau maruh. Beliau lebih mengutamakan bahasa lisan sebagai objek kajian dan menyebabkan wujudnya Linguistik Deskriptif. Berkenaan bahasa dan struktur, Bloomfield mengetengahkan kaidah penganalisisan struktur yaitu kaidah pemenggalan. Sebelum mengikuti aliran behaviorisme dari Watson dan Weiss, Bloomfield menganut paham mentalisme  yang sejalan dengan teori psikologi Wundt. Kemudian beliau menentang mentalisme dan mengikuti aliran perilaku atau behaviorisme. Hal ini sangat  berpengaruh terhadap perkembangan Linguistik Amerika. Bloomfield menerangkan makna semantik dengan rumus-rumus behaviorisme. Akibatnya makna tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi pengikutnya. Unsur-unsur linguistik diterangkan berdasarkan distribusi unsur- unsur tersebut di dalam lingkungan (environment) di mana unsur-unsur itu berada.[2]
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini. Di antaranya pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian yang belum diperikan. Mereka ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu dengan cara baru, yaitu secara sinkronik. Cara lama yaitu secara historis atau diakronik kurang bermanfaat dan diragukan keberhasilannya karena sejarah bahasa-bahasa Indian sedikit sekali diketahui, bahkan banyak yang hampir sama sekali tidak diketahui.
Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Oleh karena itu, dalam memberikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu berdasarkan diri pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati. Juga tidak mengherankan kalau masalah makna atau arti kurang mendapat perhatian. Malah ada linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bertindak lebih jauh lagi dengan meninggalkan makna sama sekali. Misalnya, Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Ketidakpedulian kelompok strukturalis Amerika terhadap makna ini adalah berdasar pada cara kerjanya yang sangat bersandar pada data empirik. Makna tidak dapat diamati secara empirik. Berbeda dengan fonem, morfem, dan kalimat yang bisa diamati, dan bisa disegmentasikan[3]

2.      Ciri-Ciri Aliran Struktural Bloomfield
Aliran struktural Bloomfield berkembang pesat di Amerika pada tahun 1950-an dan hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan linguistik Amerika, terutama di sekolah linguistik YALE yang didirikan menurut ajarannya. 
Suatu hal yang menarik dari ciri aliran strukturalisme Amerika ini adalah cara kerja yang sangat menekan pentingnya data objektif untuk menerima suatu bahasa.
Pendekatan bersifat empirik. Data di kumpulkan dengan cermat, setapak demi setapak. Bentuk-bentuk fonologi, morfologi, dan sintaksis diklasifikasi berdasarkan distribusinya.
Unsur­ -unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan (environment) di mana unsur-unsur itu berada. Distribusi dapat diamati secara langsung sedangkan makna tidak dapat.[4]
Teori linguistik Bloomfield ini akan bisa diterangkan dengan lebih jelas kalau kita mengikuti anekdot “Jack and Jill” (Bloomfield, 1933:26). Dalam anekdot itu diceritakan Jack dan Jill sedang berjalan-jalan. Jill melihat buah apel yang sudah masak di sebatang pohon. Jill berkata kepada Jack bahwa dia lapar dan ingin sekali makan buah apel itu. Jack memanjat pohon apel itu; memetik buah apel itu; dan memberikannya kepada Jill. Secara skematis peristiwa itu dapat digambarkan sebagai berikut.
Penjelasan
 S                                      R …… S               R
(1)           (2)    (3)            (4)      (5)           (6)            (7)
Keterangan:
(1)  Jill melihat apel (S= stimulus)
(2) Otak Jill bekerja mulai dari melihat apel hingga berkata kepada Jack.
(3) Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (R = respons)
(4) Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill waktu berbicara kepada Jack (…)
(5) Perilaku atau kegiatan Jack sewaktu mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill (S=stimulus)
(6) Otak Jack bekerja mulai dari mendengar bunyi suara Jill sampai bertindak.
(7) Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill (R = respons).
Nomor (3), (4), dan (5) yaitu (r s) adalah lambang atau perilaku berbahasa (speech act) yang dapat diobservasi secara fisiologis; sedangkan yang dapat diamati atau diperiksa secara fisik hanyalah nomor (4).
Berdasarkan keterangan di atas maka yang menjadi data linguistik bagi teori Bloomfield adalah perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r…………………….. s) dan hubungannya dengan makna (S  R). Apa yang terjadi di dalam otak Jill mulai dari (1) hingga (2) sampai dia mengeluarkan bunyi tidaklah penting karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan proses yang terjadi di dalam otak Jack setelah dia mendengar bunyi-bunyi itu yang membuatnya bertindak (5 dan 6) adalah juga tidak penting bagi teori Bloomfield ini.[5]
Menurut Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Lalu, bagi Bloomfield bahasa adalah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam suatu masyarakat. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri dari  potongan- ­potongan perilaku (tabiat) yang disusun secara linear.
Menurut Bloomfield bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem.
Umpamanya:
Pukul adalah bentuk ujaran.
Pemukul adalah bentuk ujaran.
Pe- adalah bentuk bukan ujaran
Pukul terdiri dari empat fonem, yaitu : /p/, /u/, /k/, dan /l/. Di sini fonem /u/ digunakan dua kali.
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa setiap ujaran adalah bentuk, tetapi tidak semua bentuk adalah ujaran. Menurut Bloomfield ada dua macam bentuk, yaitu:
(1) Bentuk bebas (Free Form), yakni bentuk yang dapat diujarkan sen­dirian seperti bentuk Amat, jalan, dan kaki dalam kalimat “Amat jalan kaki”,
(2) Bentuk terikat (Bound Farm) yakni bentuk linguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian seperti bentuk pe- pada kata pemukul; dan bentuk -an seperti pada kata pukulan.[6]
Bloomfield dalam analisisnya berusaha memenggal-menggal bagian -bagian bahasa itu, serta menjelaskan hakikat hubungan di antara bagian­-bagian itu. Jadi, kita lihat bagian-bagian itu mulai dari fonem, morfem, kata, frase, dan kalimat. Oleh karena itu, teori Bloomfield ini disebut juga linguistik taksonomik karena memotong-motong bahasa secara hierarkial untuk mengkaji bagian-bagiannya atau strukturnya.[7]
Dalam teori linguistik Bloomfield ada beberapa istilah/term yang perlu dikenal, yaitu:
Fonem adalah :  Satuan bunyi terkecil dan distingtif dalam leksikon suatu bahasa, Seperti bunyi [u] pada kata bahasa Indonesia /bakul/ karena bunyi itu merupakan bunyi distingtif dengan kata /bakal/. Di sini kita lihat kedua kata itu, /bakul/ dan /bakal/, memiliki makna yang berbeda karena berbedanya bunyi [u] dari bunyi [a].
Morfem adalah : Satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari bentuk leksikon. Umpamanya dalam kalimat Amat menerima hadiah terdapat morfem : Amat, me-, terima, dan hadiah.
Kata adalah : Bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas dan ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya, pukul, pemukul, dan pukulan adalah kata, sedangkan pe-, dan -an bukan kata; tetapi semuanya pe-, -an, dan pukul adalah morfem.
Frase adalah : Unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau lebih. Umpamanya dalam kalimat Adik saya sudah mandi terdapat dua buah frase, yaitu frase adik saya dan frase sudah mandi.
Kalimat adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dari ujaran lain dan merupakan satu ujaran yang maksimum. Misalnya Amat duduk di kursi, Amat melihat gambar, dan Ibu dosen itu cantik.[8]

3.      Tokoh-Tokoh Aliran Struktural Bloomfield
Di samping Leonard Bloomfield sendiri, tokoh- tokoh lain dalam aliran struktural Bloomfield adalah Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Seorang linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bahkan bertindak lebih jauh lagi dengan meninggalkan makna sama sekali.
C. Hull seorang pencetus teori mediasi (mediational theory); Kemudian dilanjutkan oleh C. Osgood seorang murid Hull yang telah memperluas teori  mediasi dalam rangka untuk menjelaskan gejala bahasa. Perbedaan antara teori  S – R yang murni dengan teori mediasi; Teori mediasi membahas variabel perantara (intervening variables) yang terjadi antara  S dan R. pendekatan nonbehavioris ini mempertanyakan proses mental dan proses berpikir dalam menganalisis tingkah laku manusia sehingga ia menyimpulkan bahwa tingkah laku manusia   dalam berbahasa, menitikberatkan pada “meaning”  atau makna. Menurut teori ini “meaning” dari suatu kata atau kalimat adalah mediator antara stimulus luar (eksternal) dan tingkah laku eksternal (yang tampak). Meskipun hubungan antara stimulus dengan respon bersifat tidak langsung, “meaning” itu tidak terjadi begitu saja, melainkan diperoleh melalui conditioning  atau kondisi seperti halnya proses belajar yang lain.[9]


C.    PENUTUP
Berdasarkan pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa aliran strukturalisme Bloomfield muncul sebagai penolakan atas telaah bahasa yang bersifat diakronis. Aliran strukturalisme Bloomfield memilih menggunakan telaah sinkronis. Telaah sinkronik adalah  mempelajari suatu bahasa dalam kurun waktu tertentu. Salah satu ciri aliran Struktural Bloomfield menganggap bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Dengan demikian yang menjadi objek kajian adalah bahasa-bahasa yang masih ada masyarakat pemakainya, bukan bahasa yang mati.




DAFTAR PUSTAKA

Bloomfield, Leonard, Language, New York: Holt,Rinehat and Winston, 1933
Chaer, Abdul,  Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003
Parera, Daniel Jos, Kajian Linguistik Umum Historis dan tipologi Struktural, Jakarta: Erlangga, 1991
Verhaar, J.W.M. Asas-Asas Linguistik Umum, Yogyakarta: Gajah Mada, 2008




[1] http://www.academia.edu/3632003/Teori_Leonard_Bloomfield#signup/email diakses pada tanggal 20 September 2015, pukul 20.30 WIB
[3] Abdul Chaer,  Linguistik Umum. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 359
[4] Daniel Jos Parera, Kajian Linguistik Umum Historis dan tipologi Struktural, (Jakarta: Erlangga, 1991), hal. 360
[5],Leonard Bloomfield, Language, (New York: Holt,Rinehat and Winston, 1933), hal. 26
[6] Ibid, hal. 158
[7] Abdul Chaer,  Linguistik Umum, … hal. 360
[8] Verhaar, J.W.M. Asas-Asas Linguistik Umum. (Yogyakarta: Gajah Mada, 2008), hal. 47

2 komentar:

  1. assalamu alaikum ...teori apa bagus untuk meneliti menganilisa minat siswa dalam bahasa inggris dengan pendekatan budaya...

    BalasHapus