TEORI BAHASA LEONARD BLOOMFIELD
Makalah ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Teori-Teori Kebahasaan
Dosen Pengampu: Prof.
DR. Matsna, M.A

FERKI AHMAD MARLION
Magister Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
2015
A. PENDAHULUAN
Nama Leonard Bloomfield
(1877-1949) sangat terkenal karena bukunya yang berjudul language (terbit
pertama kali tahun 1933), dan selalu dikaitkan dengan aliran struktural
Amerika. Istilah Strukturalis sebenarnya dapat dikenakan kepada semua aliran
linguistik, sebab semua aliran linguistik pasti berusaha menjelaskan seluk
beluk bahasa berdasarkan strukturnya. Namun, nama strukturalisme lebih dikenal
dan menyatu kepada nama aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan
kawan-kawannya di Amerika. Aliran ini berkembang pesat di Amerika pada tahun
tiga puluhan sampai akhir tahun lima puluhan. Suatu hal yang menarik dari ciri
aliran strukturalisme Amerika ini adalah cara kerja yang
sangat menekan pentingnya data objektif untuk menerima suatu bahasa.
Pada
makalah ini akan dibahas mengenai:
1.
Siapakah Leonard Bloomfield
2.
Bagaimana teori bahasa menurut
Bloomfield?
3.
Apa ciri-ciri aliran teori
Bloomfield?
4.
Siapa saja tokoh aliran teori
Bloomfield?
B. PEMBAHASAN
1. Profil dan Teori Bahasa Leonard Bloomfield
Leonard Bloomfield lahir pada
tanggal 1 April 1887 di Chicago. Dia lulus dari Harvard College pada usia 19
dan melanjutkan pascasarjana selama 2 tahun di University of Wisconsin, dimana
ia juga mengajar di Jerman. Bloomfield menerima gelar doctor dari University of
Chicago pada tahun 1909.[1]
Leonard Bloomfield (1887 –
1949) merupakan salah seorang ahli linguistik struktural yang terkenal di
Amerika Serikat. Pengaruhnya sangat kuat dan masih terasa sampai kini. Karyanya
meliputi bahasa-bahasa India, Bahasa Tagalog, Linguistik Umum dan Kesusastraan.
Bukunya yang paling berpengaruh adalah Language (1933). Banyak
murid dan pengikutnya. Beberapa karyanya dikumpulkan oleh C.F. Hockett dalam A.
Leonard Bloomfield Anthology. Dalam pengkajian bahasa, Bloomfiled menggunakan
konsep Ferdinand de Saussure sebagai asas pengkajian, yaitu dalam struktur
bahasa.
Selain menjadi seorang ahli
linguistik, Bloomfield juga terkenal dengan teori behaviorisme yang percaya bahwa
proses bahasa ini berpuncak dari proses peniruan atau mimetic. Setiap
perkataan yang dilafalkan pasti mempunyai struktur. Sebagai contoh, sekiranya
seseorang individu itu menyebut rumah, strukturnya mesti rumah, bukan hamur atau
maruh. Beliau lebih mengutamakan bahasa lisan sebagai objek kajian dan
menyebabkan wujudnya Linguistik Deskriptif. Berkenaan bahasa dan struktur,
Bloomfield mengetengahkan kaidah penganalisisan struktur yaitu kaidah
pemenggalan. Sebelum mengikuti aliran behaviorisme dari Watson dan Weiss,
Bloomfield menganut paham mentalisme yang sejalan dengan teori psikologi
Wundt. Kemudian beliau menentang mentalisme dan mengikuti aliran perilaku atau
behaviorisme. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan Linguistik
Amerika. Bloomfield menerangkan makna semantik dengan rumus-rumus behaviorisme.
Akibatnya makna tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi
pengikutnya. Unsur-unsur linguistik diterangkan berdasarkan distribusi unsur-
unsur tersebut di dalam lingkungan (environment) di mana unsur-unsur itu
berada.[2]
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan berkembangnya aliran ini. Di antaranya pada masa itu para linguis
di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian yang
belum diperikan. Mereka ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu dengan cara baru,
yaitu secara sinkronik. Cara lama yaitu secara historis atau diakronik kurang
bermanfaat dan diragukan keberhasilannya karena sejarah bahasa-bahasa Indian
sedikit sekali diketahui, bahkan banyak yang hampir sama sekali tidak
diketahui.
Sikap Bloomfield yang menolak
mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di
Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Oleh karena itu, dalam memberikan bahasa
aliran strukturalisme ini selalu berdasarkan diri pada fakta-fakta objektif
yang dapat dicocokan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati. Juga tidak
mengherankan kalau masalah makna atau arti kurang mendapat perhatian. Malah ada
linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bertindak lebih jauh
lagi dengan meninggalkan makna sama sekali. Misalnya, Zellig S. Harris dengan
bukunya Structural Linguistics. Ketidakpedulian kelompok strukturalis
Amerika terhadap makna ini adalah berdasar pada cara kerjanya yang sangat
bersandar pada data empirik. Makna tidak dapat diamati secara empirik. Berbeda
dengan fonem, morfem, dan kalimat yang bisa diamati, dan bisa disegmentasikan[3]
2. Ciri-Ciri Aliran Struktural Bloomfield
Aliran
struktural Bloomfield berkembang pesat di Amerika pada tahun 1950-an dan hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan
linguistik Amerika, terutama di sekolah linguistik YALE yang didirikan menurut
ajarannya.
Suatu
hal yang menarik dari ciri aliran strukturalisme Amerika ini adalah cara kerja yang sangat menekan
pentingnya data objektif untuk menerima suatu bahasa.
Pendekatan
bersifat empirik. Data di kumpulkan dengan cermat, setapak demi setapak.
Bentuk-bentuk fonologi, morfologi, dan sintaksis diklasifikasi
berdasarkan distribusinya.
Unsur
-unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di
dalam lingkungan (environment) di mana unsur-unsur itu berada.
Distribusi dapat diamati secara langsung sedangkan makna tidak dapat.[4]
Teori
linguistik Bloomfield ini akan bisa diterangkan dengan lebih jelas kalau kita
mengikuti anekdot “Jack and Jill” (Bloomfield, 1933:26). Dalam anekdot itu
diceritakan Jack dan Jill sedang berjalan-jalan. Jill melihat
buah apel yang sudah masak di sebatang pohon. Jill berkata kepada Jack bahwa dia
lapar dan ingin sekali makan buah apel itu. Jack memanjat pohon apel itu;
memetik buah apel itu; dan memberikannya kepada Jill. Secara skematis peristiwa
itu dapat digambarkan sebagai berikut.
Penjelasan
S R …… S R
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Keterangan:
S R …… S R
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Keterangan:
(1) Jill melihat apel (S= stimulus)
(2) Otak Jill bekerja mulai dari melihat apel hingga berkata kepada Jack.
(3) Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (R = respons)
(4) Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill waktu berbicara kepada Jack (…)
(5) Perilaku atau kegiatan Jack sewaktu mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill (S=stimulus)
(3) Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (R = respons)
(4) Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill waktu berbicara kepada Jack (…)
(5) Perilaku atau kegiatan Jack sewaktu mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill (S=stimulus)
(6) Otak Jack bekerja mulai dari mendengar bunyi suara Jill sampai
bertindak.
(7) Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill (R = respons).
(7) Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill (R = respons).
Nomor (3), (4), dan (5) yaitu (r s) adalah lambang atau perilaku berbahasa (speech
act) yang dapat diobservasi secara fisiologis; sedangkan yang dapat diamati
atau diperiksa secara fisik hanyalah nomor (4).
Berdasarkan keterangan di atas maka yang menjadi data linguistik bagi teori Bloomfield adalah perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r…………………….. s) dan hubungannya dengan makna (S R). Apa yang terjadi di dalam otak Jill mulai dari (1) hingga (2) sampai dia mengeluarkan bunyi tidaklah penting karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan proses yang terjadi di dalam otak Jack setelah dia mendengar bunyi-bunyi itu yang membuatnya bertindak (5 dan 6) adalah juga tidak penting bagi teori Bloomfield ini.[5]
Berdasarkan keterangan di atas maka yang menjadi data linguistik bagi teori Bloomfield adalah perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r…………………….. s) dan hubungannya dengan makna (S R). Apa yang terjadi di dalam otak Jill mulai dari (1) hingga (2) sampai dia mengeluarkan bunyi tidaklah penting karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan proses yang terjadi di dalam otak Jack setelah dia mendengar bunyi-bunyi itu yang membuatnya bertindak (5 dan 6) adalah juga tidak penting bagi teori Bloomfield ini.[5]
Menurut Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan
ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran
inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Lalu, bagi
Bloomfield bahasa adalah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam suatu
masyarakat. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri dari potongan- potongan perilaku (tabiat) yang
disusun secara linear.
Menurut Bloomfield bahasa itu terdiri dari
sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai
bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang
dibentuk oleh fonem-fonem.
Umpamanya:
Pukul adalah bentuk ujaran.
Pukul adalah bentuk ujaran.
Pemukul adalah bentuk ujaran.
Pe- adalah bentuk bukan ujaran
Pukul terdiri dari empat fonem, yaitu : /p/, /u/, /k/, dan /l/. Di sini fonem /u/
digunakan dua kali.
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa setiap
ujaran adalah bentuk, tetapi tidak semua bentuk adalah ujaran. Menurut
Bloomfield ada dua macam bentuk, yaitu:
(1) Bentuk bebas (Free Form), yakni bentuk yang dapat diujarkan sendirian
seperti bentuk Amat, jalan, dan kaki dalam kalimat “Amat jalan
kaki”,
(2) Bentuk terikat (Bound Farm) yakni bentuk linguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian seperti bentuk pe- pada kata pemukul; dan bentuk -an seperti pada kata pukulan.[6]
(2) Bentuk terikat (Bound Farm) yakni bentuk linguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian seperti bentuk pe- pada kata pemukul; dan bentuk -an seperti pada kata pukulan.[6]
Bloomfield dalam analisisnya berusaha
memenggal-menggal bagian -bagian
bahasa itu, serta menjelaskan hakikat hubungan di antara bagian-bagian itu.
Jadi, kita lihat bagian-bagian itu mulai dari fonem, morfem, kata, frase, dan
kalimat. Oleh karena itu, teori Bloomfield ini disebut juga linguistik
taksonomik karena memotong-motong bahasa secara hierarkial untuk mengkaji
bagian-bagiannya atau strukturnya.[7]
Dalam teori linguistik Bloomfield ada beberapa
istilah/term yang perlu dikenal, yaitu:
Fonem adalah : Satuan bunyi terkecil dan distingtif dalam leksikon suatu
bahasa, Seperti bunyi [u] pada kata bahasa Indonesia /bakul/ karena bunyi
itu merupakan bunyi distingtif dengan kata /bakal/. Di sini kita lihat kedua
kata itu, /bakul/ dan /bakal/, memiliki makna yang berbeda karena berbedanya
bunyi [u] dari bunyi [a].
Morfem adalah : Satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari bentuk
leksikon. Umpamanya dalam kalimat Amat menerima hadiah terdapat morfem :
Amat, me-, terima, dan hadiah.
Kata adalah : Bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas dan
ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya, pukul, pemukul, dan pukulan
adalah kata, sedangkan pe-, dan -an bukan kata; tetapi
semuanya pe-, -an, dan pukul adalah morfem.
Frase adalah : Unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau
lebih. Umpamanya dalam kalimat Adik saya sudah mandi terdapat dua
buah frase, yaitu frase adik saya dan frase sudah mandi.
Kalimat adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dari ujaran lain dan merupakan
satu ujaran yang maksimum. Misalnya Amat duduk di kursi, Amat melihat
gambar, dan Ibu dosen itu cantik.[8]
3. Tokoh-Tokoh Aliran Struktural Bloomfield
Di samping Leonard Bloomfield
sendiri, tokoh- tokoh lain dalam aliran struktural Bloomfield adalah Zellig S.
Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Seorang linguis Amerika
yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bahkan bertindak lebih jauh lagi dengan
meninggalkan makna sama sekali.
C. Hull seorang pencetus
teori mediasi (mediational theory); Kemudian dilanjutkan oleh C. Osgood seorang
murid Hull yang telah memperluas teori mediasi dalam rangka untuk
menjelaskan gejala bahasa. Perbedaan antara teori S – R yang murni dengan
teori mediasi; Teori mediasi membahas variabel perantara (intervening
variables) yang terjadi antara S dan R. pendekatan nonbehavioris ini
mempertanyakan proses mental dan proses berpikir dalam menganalisis tingkah
laku manusia sehingga ia menyimpulkan bahwa tingkah laku manusia
dalam berbahasa, menitikberatkan pada “meaning” atau makna. Menurut teori
ini “meaning” dari suatu kata atau kalimat adalah mediator antara stimulus luar
(eksternal) dan tingkah laku eksternal (yang tampak). Meskipun hubungan antara
stimulus dengan respon bersifat tidak langsung, “meaning” itu tidak terjadi
begitu saja, melainkan diperoleh melalui conditioning atau kondisi
seperti halnya proses belajar yang lain.[9]
C. PENUTUP
Berdasarkan
pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa aliran strukturalisme
Bloomfield muncul sebagai penolakan atas telaah bahasa yang bersifat diakronis.
Aliran strukturalisme Bloomfield memilih menggunakan telaah sinkronis. Telaah
sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa dalam kurun waktu tertentu.
Salah satu ciri aliran Struktural Bloomfield menganggap bahasa merupakan
sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community).
Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Dengan
demikian yang menjadi objek kajian adalah bahasa-bahasa yang masih ada
masyarakat pemakainya, bukan bahasa yang mati.
DAFTAR PUSTAKA
Bloomfield,
Leonard, Language, New York: Holt,Rinehat and Winston, 1933
Chaer,
Abdul, Linguistik Umum,
Jakarta: Rineka Cipta, 2003
Parera, Daniel Jos, Kajian Linguistik Umum Historis dan tipologi
Struktural, Jakarta: Erlangga, 1991
Verhaar, J.W.M. Asas-Asas
Linguistik Umum, Yogyakarta: Gajah Mada, 2008
[1] http://www.academia.edu/3632003/Teori_Leonard_Bloomfield#signup/email
diakses pada tanggal 20 September 2015, pukul 20.30 WIB
[4]
Daniel Jos Parera, Kajian Linguistik Umum Historis dan tipologi
Struktural, (Jakarta: Erlangga, 1991), hal. 360
[5],Leonard Bloomfield, Language, (New York:
Holt,Rinehat and Winston, 1933), hal. 26
[6] Ibid,
hal. 158
[7] Abdul Chaer, Linguistik Umum, … hal. 360
(Y)
BalasHapusassalamu alaikum ...teori apa bagus untuk meneliti menganilisa minat siswa dalam bahasa inggris dengan pendekatan budaya...
BalasHapus